Deteksi Kimia dan Fisika: Bagaimana Labfor Mengungkap Misteri Bahan Tidak Dikenal

Di berbagai tempat kejadian perkara (TKP), seringkali ditemukan bahan atau zat yang tidak dikenal, mulai dari serbuk putih mencurigakan hingga residu setelah ledakan. Untuk mengurai misteri ini, Unit Laboratorium Forensik (Labfor) Kepolisian memiliki spesialisasi dalam Deteksi Kimia dan Fisika. Dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir, mereka mampu mengidentifikasi komposisi, sifat, dan potensi bahaya dari bahan-bahan tersebut, memberikan petunjuk krusial dalam penyelidikan kriminal.

Bidang Deteksi Kimia dan Fisika di Labfor adalah tulang punggung dalam kasus-kasus yang melibatkan bahan peledak, racun, narkotika baru, residu kebakaran, serat, cat, hingga tanah. Setiap sampel yang dibawa dari TKP diperlakukan dengan sangat hati-hati untuk mencegah kontaminasi dan kerusakan. Analisis dimulai dengan pemeriksaan visual awal, diikuti dengan serangkaian tes laboratorium yang presisi.

Para ahli kimia dan fisika forensik menggunakan berbagai instrumen canggih. Misalnya, untuk mengidentifikasi serbuk putih, mereka mungkin menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) atau Fourier Transform Infrared (FTIR) Spectroscopy, yang dapat menganalisis komposisi molekuler sampel dan mencocokkannya dengan database zat yang dikenal. Dalam kasus kebakaran, Deteksi Kimia dan Fisika pada residu di lokasi dapat mengungkap adanya bahan bakar yang mudah terbakar seperti bensin atau tiner, menunjukkan apakah kebakaran tersebut disengaja.

Pentingnya Deteksi Kimia dan Fisika ini sangat terasa dalam penanganan kasus narkotika jenis baru. Setiap tahun muncul jenis narkoba baru yang tidak tercantum dalam daftar zat terlarang konvensional. Labfor berperan aktif dalam mengidentifikasi struktur kimia zat-zat ini, yang kemudian menjadi dasar bagi pihak berwenang untuk menggolongkannya sebagai ilegal. Contohnya, pada 10 Mei 2025, Puslabfor Polri berhasil mengidentifikasi struktur kimia dari serbuk narkotika jenis baru yang ditemukan dalam operasi penggerebekan di sebuah apartemen, memberikan data penting untuk pengembangan hukum.

Selain itu, analisis fisik pada jejak ban, pecahan kaca, atau serat juga masuk dalam lingkup ini. Dengan mikroskop canggih, ahli forensik dapat menganalisis karakteristik unik dari serat yang tertinggal di TKP, atau mencocokkan pecahan kaca dari tempat kejadian dengan sumbernya. Pada 20 April 2025, dalam sebuah kasus tabrak lari, Bidlabfor Polda berhasil menganalisis residu cat mikroskopis pada korban, membantu mengidentifikasi warna dan jenis kendaraan yang terlibat.

Melalui keahlian dalam Deteksi Kimia dan Fisika, Labfor berfungsi sebagai mata dan telinga ilmiah bagi penyidik, mengubah misteri bahan tidak dikenal menjadi bukti konkret yang dapat membantu mengungkap kebenaran dan membawa pelaku ke pengadilan.