Dalam struktur Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), golongan Bintara memegang peran yang sangat strategis sebagai Jembatan Komando antara para perwira dan Tamtama di lapangan. Mereka adalah tulang punggung operasional yang memastikan setiap arahan dari pimpinan dapat diimplementasikan dengan baik hingga ke tingkat paling bawah. Mengenal peran penting pangkat Bintara adalah kunci untuk memahami efektivitas kerja Polri sebagai Jembatan Komando yang solid.
Golongan Bintara mencakup beberapa jenjang pangkat, dimulai dari Brigadir Polisi Dua (Bripda), Brigadir Polisi Satu (Briptu), Brigadir Polisi (Brigpol), Brigadir Polisi Kepala (Bripka), hingga Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) dan Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) sebagai Bintara Tinggi. Setiap jenjang ini merefleksikan peningkatan pengalaman dan kemampuan manajerial. Para Bintara ini bertugas tidak hanya sebagai pelaksana, tetapi juga sebagai supervisor langsung bagi Tamtama. Misalnya, pada 20 November 2024, di Pos Polisi Lalu Lintas Bundaran HI, Jakarta Pusat, seorang Brigadir Polisi Kepala (Bripka) memimpin tim kecil yang terdiri dari beberapa Tamtama untuk mengatur arus lalu lintas dan menertibkan pengguna jalan. Ini menunjukkan bagaimana Bintara berperan sebagai Jembatan Komando di garis depan.
Tugas pokok Bintara sangat beragam dan membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang prosedur kepolisian. Mereka terlibat dalam perencanaan operasional taktis, pengawasan pelaksanaan tugas Tamtama, hingga penanganan kasus-kasus awal. Di banyak unit kepolisian, Bintara bisa menjadi kepala unit kecil, penyidik pembantu, atau ahli teknis di bidang tertentu. Contohnya, pada 15 Januari 2025, di sebuah Polsek di Jawa Tengah, seorang Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) menjadi kepala Unit Reserse Kriminal yang bertugas menyelidiki laporan-laporan kejahatan ringan, mengumpulkan bukti, dan berkoordinasi dengan korban.
Selain itu, Bintara juga sering menjadi penghubung antara Polri dan masyarakat dalam berbagai program kemitraan atau penyuluhan. Mereka berinteraksi dengan tokoh masyarakat, ketua RT/RW, dan elemen masyarakat lainnya untuk membangun sinergi dalam menjaga keamanan lingkungan. Peran mereka dalam membina masyarakat melalui program Kamtibmas (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) sangat signifikan. Dengan pengalaman lapangan yang luas dan kemampuan manajerial yang terus diasah, Bintara tidak hanya mengimplementasikan perintah, tetapi juga memberikan masukan berharga kepada para perwira berdasarkan pengamatan mereka di lapangan. Oleh karena itu, Bintara adalah Jembatan Komando yang tak tergantikan, memastikan kelancaran alur informasi dan instruksi dari pucuk pimpinan hingga ke jajaran pelaksana di lapangan.
